Aira langsung melemas mendengar ucapan Debi. Ia bahkan hampir menangis karena ia tak bisa membela dirinya. Apa yang diucapkan oleh Debi itu benar. Ia hanya mengganggu di sini. "Apa yang terjadi?" tanya Miko. Ia baru saja masuk ke dapur dan merasakan ketegangan di antara Debi dan Aira. "Sayang, kamu bikin Aira nggak nyaman?" "Nggak kok. Aku cuma nitip cuci gelas s**u si kembar," jawab Debi. Ia menepuk bahu Aira. "Benar, 'kan?" "I-iya. Aku mau cuci semuanya," jawab Aira seraya memutar badan. Ia menahan tangisnya lalu mulai membersihkan perkakas. "Lebih baik kamu mandi, Pa. Kamu harus kerja hari ini. Awas kalau kamu ambil libur, kita butuh uang," kata Debi sebelum meninggalkan dapur. Miko membuang napas panjang. Ia tak ingin beradu argumen dengan Debi di depan Aira. Namun, ia juga tak ma