Aira tertidur pulas ketika Raka pulang. Ia bahkan tak mendengar suara mobil Raka. Ia begitu puas bisa makan rujak es krim yang ia inginkan lalu jatuh tertidur usai mandi sore. "Sayang, kamu kok bobo jam segini sih?" tanya Raka seraya mengguncang pelan lengan Aira. "Rambut kamu masih basah lagi. Kamu nggak pusing?" Aira menggeliat. Dengan berat, ia membuka matanya. Ia hendak tersenyum melihat Raka sudah pulang, tetapi ia juga merasa mual. Jadi, ia menahannya karena tak ingin membuat Raka cemas. "Kamu ketiduran?" tanya Raka lagi. "Ehm, aku pusing banget, Mas. Aku capek," jawab Aira tak bohong. Belakangan ini ia merasa lemas, tak begitu berselera makan dan ia menyalahkan skripsinya yang berat. "Ya ampun, kasihan banget istri aku." Raka merundukkan tubuhnya lalu mencium lembut kening Aira