Sedikit lagi, tak lama lagi. Mari sama-sama melihat umpan siapa yang lebih dulu dilahap. . . Ah, sial. Bang Daaron membuat kiss mark di tempat yang terlihat. Dan itu jelas disengaja. Hanya karena melihat Ijal di sini? Tidak bisa santai sedikit, heran. Manusia satu itu meledak-ledak terus. Meski terkadang Dikara juga senang atas reaksi Bang Daaron, agaknya dia terhibur. Namun, tidak untuk sekarang. Kesal. Untung di dapur ada kotak obat dan isinya selalu lengkap, terkhusus plester. Yang Dikara tempelkan di jejak kemerahan itu agar tertutupi, meski pasti kalau Ijal sadar akan keberadaan plester ini seketika bisa berpikir ke arah sana. Sebab, plester ini ada di setelah kemunculan Bang Daaron. Dan Dikara tidak bisa mengendalikan pikiran orang lain, bahkan mungkin pipi atau mimi nanti. D