Terserah apa kata orang. Yang penting, kan, aku denganmu. . . Jam berapa ini? Dikara mengerjap, membuka mata yang terasa cukup berat. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi menjelang siang. Hah? Sembilan? Dikara sontak terduduk. Di sebelahnya, Daaron terusik. Dia auto buka mata. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah pahatan indah karya Sang Pencipta, yakni punggung Dikara. Ada jejak kemerahan milik Daaron di dekat bahu, dekat tulang belikat. Belum lagi kalau rambut Dikara disibak, ada jejaknya juga hingga di sekitaran tengkuk. Benar juga, mereka semalam tidur jam berapa coba? Dengan kondisi tubuh tanpa sehelai benang macam sekarang, kala pagi menyapa. Dikara menoleh. Menyingkap selimut di tubuh Daaron hingga ada yang muncul dan itu ... you know what I mean? Da