Arnawarma sudah menunggu selama dua jam duduk di stool meja bar. Dia malah sempat digoda seorang wanita karir muda yang datang bersama teman-temannya untuk melepas penat sepulang kerja. Tentu saja Arnawarma tidak melayani godaan dalam bentuk apapun dari wanita cantik itu karena dia duduk sendirian menunggu lama di sini untuk Anasera yang kata karyawannya sedang meeting dengan klien dari Luar Negri di meeting room yang berada di belakang gedung. Padahal sesungguhnya Anasera sedang latihan beladiri dan menembak bersama Radeva dan kedua pelatih mereka. “Bro Nawa, Apakabar!” Radeva berseru sembari mengangkat tangan, pria itu muncul dari belakang bar. “Dari mana?” Arnawarma celingukan ke belakang bar tempat tadi Radeva keluar. “Dari toilet,” jawab Radeva asal. “Toilet bukannya di sana?”