Patah Hati

890 Kata
Ghazanvar Nawasena Gunadhya tidak pernah mengenal kata kecewa lantaran apa yang dia inginkan selama hidupnya pasti akan didapatkan dengan mudah mengingat dia adalah seorang anak Konglomerat dan cicit dari salah satu orang terkaya di Asia Tenggara. Hanya menjentikan jari saja, apa yang dia inginkan tersaji di depan mata namun sayang, keserakahannya membawa Ghazanvar pada perasaan bernama cinta terlarang. Dia mencintai seorang wanita bernama Zaviya yang merupakan istri dari sepupunya sendiri. Awalnya Ghazanvar hanya memuji kecantikan dan sikap menggemaskan Zaviya namun lama-lama perasaan memuji itu berubah menjadi cinta. Dia tahu kalau pernikahan sang sepupu yang bernama Svarga dengan Zaviya adalah perjodohan, dia juga bisa menilai kalau Svarga tidak mencintai Zaviya sehingga harapan muncul di hatinya. Ghazanvar sampai bersedia menunggu jandanya Zaviya. Mungkin Tuhan ingin memberikan sebuah pelajaran kepada Ghazanvar agar tidak serakah karena ternyata justru benih cinta hadir di antara Svarga dan Zaviya. Ghazanvar mulai resah, Svarga dan Zaviya tidak boleh saling mencintai. Hubungannya dengan Svarga pun memburuk sampai terlibat perkelahian. Dan siapa yang bisa menentang takdir Tuhan? Ghazanvar semakin hancur saat mengetahui Zaviya tengah mengandung anaknya Svarga. Saat itu di Villa keluarganya yang terletak di Bandung dalam rangka merayakan kelahiran anak dari sepupunya yang bernama Davanka—seluruh keluarganya memberikan ucapan selamat kepada Svarga dan Zaviya yang akan menyusul Davanka menjadi sepasang orang tua. Ghazanvar mencoba untuk membujuk Zaviya namun ultimatum dari perempuan itu yang malah dia dapatkan. FLASHBACK ON Langkah Zaviya sampai di belakang Villa, dia menemukan Ghazanvar sedang merokok di sana. Sebenarnya Zaviya mau langsung pergi saja tapi Ghazanvar kadung mengetahui keberadaannya jadi Zaviya sempatkan untuk menghampiri Ghazanvar sebentar. “Kenapa enggak gabung sama yang lain, Kak?” Zaviya bertanya basa-basi, pura-pura tidak tahu kalau Ghazanvar pernah mengungkapkan cinta kepadanya di depan Svarga. “Zaviya ….” Ghazanvar mematikan rokoknya. “Aku peluk kamu boleh?” Tanpa segan Ghazanvar meminta ijin membuat Zaviya mundur beberapa langkah. Pria itu seperti bercanda tapi sorot matanya begitu sendu seakan tersiksa oleh rindu yang besar. “Kak … enggak boleh, Kak Ghaza itu kakak sepupunya Svarga … suami aku.” Zaviya mengingatkan siapa tahu Ghazanvar lupa. “Tapi Svarga enggak mencintai kamu, Zaviya … kamu bisa minta cerai dari Svarga dan aku yang akan bahagiakan kamu … aku mencintai kamu.” Ghazanvar serius sekali ketika mengatakannya. “Enggak Kak, Svarga mencintai aku … aku tahu karena aku yang merasakannya,” sanggah Zaviya membela Svarga. Terdengar dengkusan tawa meledek Ghazanvar yang telah mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Terimakasih karena mencintai aku, Kak ... tapi maaf, aku hanya mencintai Svarga.” Zaviya memberi penekanan diakhir kalimat. “Bohong! Kamu bertahan karena kamu lagi hamil, kan?” tebak Ghazanvar membuat pupil mata Zaviya melebar. Ghazanvar terlalu peka, dia bisa mengetahui isi hati seseorang hanya dengan menatap mata atau melihat gerak-geriknya saja. “Enggak … aku mencintai Svarga sepenuh hati aku … kalau enggak, aku pasti menerima cinta Kak Ghaza tapi dari awal enggak aku lakukan meski Kak Ghaza perhatian dan pengertian karena aku hanya mencintai Svarga jadi aku mohon, Kak … aku mohon, berhenti mencintai aku … cari perempuan lain yang lebih baik dari aku yang mencintai Kak Ghaza juga … dan baikan sama Svarga, kalian sepupu dekat … enggak baik kalau terus diem-dieman ….” Ghazanvar enggan menatap Zaviya lagi, dia sedang merasakan patah hati yang hebat. “Apapun yang terjadi dengan rumah tanggaku dan Svarga ke depannya … aku enggak akan pernah mencintai Kak Ghaza,” tegas Zaviya dengan suara rendah. Zaviya mundur beberapa langkah kemudian pergi meninggalkan Ghazanvar yang hatinya tengah terluka parah. FLASHBACK OFF Plak! Sebuah pensil mendarat di kening Ghazanvar membuat pria itu terhenyak kembali dari lamunannya. Percakapan terakhirnya dengan Zaviya di Bandung tempo hari selalu berkelebat dibenak Ghazanvar menikam kian dalam hati Ghazanvar yang sudah babak belur. “Kamu kalau enggak niat rapat keluar saja!” hardik kakek Narendra geram, beliau adalah orang yang bertanggung jawab melempar pinsil ke kening Ghazanvar barusan. Pasalnya saat ini Ghazanvar sedang berada di tengah-tengah meeting bersama Komisaris Utama yaitu sang Kakek guna mempertanggungjawabkan laporan kinerja perusahaannya selama satu tahun terakhir. Di sana banyak pimpinan tertinggi dari perusahaan yang tergabung dalam AG Group- yang merupakan kerajaan bisnis milik keluarganya. Kebanyakan pimpinan dari perusahaan yang berada di bawah payung AG Group adalah para sepupunya sendiri termasuk Svarga dan beberapa orang lain tapi memiliki kemampuan untuk menjalankan bisnis dan tentunya bisa dipercaya. Semua orang yang duduk mengelilingi meja rapat itu kompak menatap Ghazanvar dengan ekspresi tidak percaya dan pias yang masih tersisa. Mungkin mereka berpikir, bisa-bisanya Ghazanvar melamun di tengah meeting pertanggungjawaban sedangkan yang lain ketar-ketir khawatir jabatannya terancam bila Narendra Gunadhya tidak puas dengan kinerja tahun ini. “Maaf Kek, Eh … Pak ….” Dengan santai tanpa beban dan wajah tidak berdosa, Ghazanvar membenarkan posisi duduknya kemudian memfokuskan perhatian kepada sang kakek yang duduk sebagai Center di ujung meja. Kakek mengembuskan napas kasar bersama gelengan kepala samar. “Sekarang giliran kamu, Ghaza!” kata sang kakek dengan kilat di matanya. Beliau berniat menghabisi Ghazanvar dalam pertanggungjawaban kinerja perusahaan yang dipimpin Ghazanvar. Narendra Gunadhya sudah jengah melihat kelakuan Ghazanvar yang sering melamun dalam rapat. Ghazanvar juga jarang terlihat di kantornya setiap kali beliau datang ke sana. Berkas di iPadnya pun menunjukkan data penurunan omset perusahaan yang dipimpin Ghazanvar. Semua tahu alasan Ghazanvar seperti itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah karena patah hati, tidak bisa memiliki perempuan yang merupakan istri dari sepupunya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN