“Nay … aku bisa jelasin.” Ghazanvar duduk di samping Naraya membuat Naraya berjengit menjauh. “Enggak perlu, Bang … Nay denger semuanya, Abang yang merawanin Ana dalam keadaan mabuk dan Abang mau nikahin Ana … hiks … hiks ….” Kalimat Naraya terhenti oleh isak tangis dalam dan pilu. “Silahkan Abang nikahin Ana tapi Abang ceraikan Nay dulu … Nay enggak mau dimadu.” Naraya meraung usai berkata demikian. “Nay ….” Ghazanvar hendak mengusap kepala Naraya yang langsung dihela kasar oleh Naraya. “Jangan … sentuh … Nay … Abang pembohong, Nay pikir Abang cin … ta … sama … Nay, jadi … semuanya ini hanya pur … ra, pura aja, hah?” Kalimat Naraya terbata karena sambil menangis. “Enggak Nay.” “Abang bohong, Nay enggak akan percaya lagi sama Abang.” Ghazanvar menatap sendu istrinya yang sedang te