"Jangan bimbang, tidak akan ada cinta yang seperti aku di dunia ini. Kamu hanya perlu menyadari tentang cintaku untuk bisa melihat kesungguhanku.” - Laksana Galih Wardana - “Pagi, Valenci.” Cowok narsis aliasLaksa, kembali menyapaku. Ini adalah ke-sepuluh kalinya hari ini. Dia semakin berani saja. Dia tidak hanya mengangguku di rumah dan kantin, tetapi di kelas juga, membuat para penggemarnya kejang-kejang dan menatap penuh kebencian serta amarah yang berapi-api terhadapku. Entah bagaimana nasibku sekarang, aku akan menyalahkannya jika aku mati muda hanya karena tingkah kekanak-kanakannya. Firda, sebagai teman, sama sekali tidak mendukung, malah terkesan membela Laksa. Dia dan Adang, pacarnya, bekerja sama untuk memberikan sugesti, di mana aku harus menerima Laksa dan mulai menikm

