Jam digital di atas nakas kamar bercat putih itu, kini sudah menunjukkan pukul 18:30. Seorang gadis, dengan rambut dicepol rapi, dengan beberapa helai rambut ia sisakan di depan kedua telinganya, kini tengah duduk menghadap cermin. Kacamata yang biasa ia gunakan, sudah tersimpan apik di dalam kotak persegi panjang di atas meja. Ya … gadis dengan make up sederhana, namun tampak sangat cantik dan elegan itu adalah Dyra. Gadis dengan softlens bening itu, mulai mengoleskan sebuah liptint berwarna merah muda pada bibir mungilnya, sebagai sentuhan terakhir untuk penampilannya. Hingga hanya berselang beberapa menit, suara ketukan di pintu kamar, mengalihkan perhatian Dyra. “Masuk, Ze! Gak dikunci,” titahnya dengan suara yang cukup kencang. Ia sudah bisa menebak, yang mengetuk pintu kamar sewa