8.Good night milikku

1247 Kata
Waktu,sungguh sesuatu yang sangat menakutkan... Waktu bisa menyembuhkan apapun... ‌Tak peduli itu kenangan baik ataupun buruk ‌Waktu akan menghapus semua itu.. ‌Meninggalkan luka yang mulai pudar ‌Jangka waktu yang lama sejak perpisahan ‌Sosok itu. ‌Aku harus mengurai pemikiran apapun tentang dia. ****** Malam hari Alaric kembali masuk ke kamar Tasya karena ia mendengar wanita itu tak menyentuh makanannya sama sekali "Kenapa kau tidak makan!!"Alaric membentak wanita itu yang sedang termenung di tepi ranjang Tak ada jawaban dari Tasya membuat ia geram dan kembali mendekati wanita itu dan mencengkeram dagunya membuat Tasya mau tak mau harus menatap wajahnya "Kenapa kau tak menyentuh makananmu" "Aku memilih mati dari pada di tahan bersama iblis sepertimu" ucap Tasya seakan menjadi Boomerang bagi dirinya,karena Alaric semakin marah padanya "Oh jadi kau ingin mati maka aku akan membantumu untuk bertemu kematianmu dengan cepat'' Alaric menarik tangan Tasya menuju ruang penyimpanan segala macam makanan yang dibekukan. ''diamlah disini sampai kematianmu menjemput'' Alaric mengunci pintu tersebut dan meninggalkan Tasya yang duduk kedinginan diruangan itu "Mah..Tasya sebentar lagi akan menyusul mama,jemputlah Tasya secepatnya mah"Tasya berdoa dalam hatinya sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan Cukup lama ia berada di situ hampir dua jam.dan sekarang bibirnya sudah mulai membiru wajahnya sudah benar benar pucat Alaric sedang memeriksa laporan tentang club yang ia punya.setelah selesai ia melihat beberapa jam tangan yang menunjukan pukul 9 malam dan ia tersadar bahwa ia membawa Tasya ke tempat penyimpanan.ia langsung saja bergegas membuka pintu penyimpanan tersebut Hawa dingin menyentuh kulitnya saat membuka pintu dan ia melihat wanita yang terbaring dengan keadaan pucat pasif "Tasya''ia menepuk pipi wanita itu tak ada gerakan dari Tasya Alaric memeriksa denyut nadinya.ternyata wanita itu masih hidup hanya saja denyut nya melemah Alaric langsung saja mengendong Tasya menuju kamarnya.sesampainya di kamar nya,ia langsung membawa Tasya kedalam bathub yang sudah terisi air hangat Ia membuka pakaian yang melekat pada tubuh Tasya,sejenak ia merasa hasratnya bergejolak saat melihat keindahan tubuh Tasya yang tak mengunakan pakaian apapun "Ayolah Alaric ia sudah hampir mati"ia berkata dalam hati dan bergegas merendam Tasya dalam air hangat untuk mengembalikan aliran darahnya "Kau tidak boleh mati..kecuali aku yang memintamu" Alaric mulai panik saat tak melihat gerakan pada tubuh Tasya Ia membawa Tasya kembali kedalam kamaranya.memakaikan wanita itu kaos yang ia punya dan membawa Tasya ke atas ranjang.Alaric membuka pakaian yang ia kenakan dan langsung memeluk tubuh Tasya yang masih tak sadarkan diri "Kau harus sadar aku telah banyak berkorban untukmu" Alaric memeluk tubuh Tasya dengan erat Alaric mengecup puncak kepala Tasya tangannya tak berhenti mengusap punggung Tasya. **** keesokan paginya Tasya merasa tubuhnya panas dan ia melihat tubuhnya di peluk erat oleh Alaric Ia merasa bahwa ia semalam tak sedang berada dalam kamar Alaric.ia bingung kenapa pria ini tetap menyelamatkannya padahal ia sudah berlaku membangkang kepada Alaric.Tasya menatap wajah Alaric yang masih tertidur bahkan wajah itu terlihat polos seperti anak bayi tanpa dosa tak tau harus berkata apa lagi Tasya rasa Alaric pria iblis yang masih punya hati bak seorang malaikat."seperti apa kau sebenarnya?"Tasya menetap wajah Alaric sekali lagi sebelum mencoba melepaskan pelukan Alaric pada tubuhnya "Kau sudah sadar" Alaric membuka matanya dan menatap wajah Tasya yang saat ini terlihat kebingungan "Apakah kau merasakan sakit?" Alaric kembali bertanya dengan nada khawatir Dan Tasya hanya diam tak menjawab apapun yang di tanyakan Alaric.ia merasa otaknya buntu saat mendapat prilakuan baik Alaric "Apakah kau masih merasa sakit"Alaric menyentuh dagu Tasya agar menatapnya,Tasya menjawab dengan Gelengan kepala ''Baguslah bahwa kau baik baik saja"Alaric tersenyum lega "Apa sebenarnya yang di rencanakan iblis ini kenapa ia kembali baik kepadaku",batin Tasya "Apapun yang kau pikirkan di otak kecilmu itu buang jauh jauh karena aku menolongmu karena nyawamu adalah milikku" Alaric tersenyum sumiring Inilah hidup Tasya sekarang,ia bagaikan tawanan yang sedang terkurung,ia tak lagi tau apa aktivitas diluar bahkan di rumah ini sejak 3 hari yang lalu. Alaric menguncinya di dalam kamar ini.ia bosan hanya terkurung di dalan kamar ini,langit mulai mendung dan sebentar lagi pasti akan turun hujan ia merindukan hujan. Tasya adalah wanita yang suka menikmati hujan semasa ia kuliah dulu bahkan saat semua orang ingin berteduh ia malahan ingin berdiam dibawah curahan hujan tersebut Ia berjalan menuju balkon yang ada dikamarnya.ia berdiri di tepi pembatasan balkon dan merasakan air hujan yang menerpa kulitnya tangannya kembali merapatkan kardigan panjang yang membalut tubuh itu. "Sedang apa kau berdiri disitu?" Suara Alaric mengejutkan Tasya yang sedang memejamkan mata.ia terkejut saat mendapati Alaric yang ada di belakang dan memperhatikanya. "Aku tanya sedang apa kau disitu!masuklah kau akan sakit" Tasya kembali memperhatikan Alaric tapi ia tak mengerakan sedikit tubuhnya malahan ia kembali membelakangi Alaric. "Aku hanya ingin menikmati hujan,pergilah aku tak akan mati jika terus disini."Tasya menjawab tanpa memandang wajah Alaric Alaric diam dan tak lagi membalas ucapan Tasya.ia mengambil selimut dan membawanya menuju tubuh wanita yang ada di depan ya. "jika kau tak ingin masuk maka aku akan menemanimu" Alaric meletakan selimut itu di pundak Tasya dan ia memeluknya dari belakang. Tasya terkejut dengan apa yang dilakukan Alaric.bahkan ia berusaha melepaskan pelukan Alaric. "Maaf jika aku telah menyakitimu" Untuk pertama kalinya Alaric mengucapkan kata keramat yang haram bagi bibirnya katakan entah kenapa ia merasa bersalah saat melihat Tasya menangis dalam tidurnya. "Masuklah hujanya semakin deras" Alaric menarik tangan Tasya untuk kembali masuk kedalam kamar,entah kenapa Tasya dengan sukarela mengikuti perkataan alari mungkin ia masih shock dengan perkataan maaf Alaric Alaric merapatkan pintu balkon dan menurunkan suhu AC yang ada didalam kamar.ia melihat Tasya membaringkan badanya dengan mempungunginya. Alaric keluar dari kamar Tasya menuju kamarnya.ia perlu mandi untuk melepaskan lelahnya seharian ini. Setelah mandi ia kembali memasuki kamar Tasya.ia melihat wanita itu sudah tertidur Alaric berjongkok di samping tepat tidur dan melihat wajah Tasya yang dipantuli lampu tidur. "Jangan mengangis lagi aku benci air matamu,kata ayahmu kau orang yang ceria dan cerewet" Alaric berdiri dan mencium kening Tasya dengar perlahan agar tidak membangunkan wanita itu, Ia menaiki tempat tidur kosong disamping Tasya ia.memeluk wanita itu dari belakang. "Good night milikku" Tak menunggu lama mata alaric kembali tertutup.Tasyapun membuka matanya ia pura pura tidur sejak kedatangan Alaric bahkan ia sadar apa yang di ucapakan Alaric barusan Ia kembalikan badanya menghadap Alaric,terkadang ia masih bingung dengan hatinya di satu sisi ia membenci Alaric disisi lain ia mulai mulai menyukai sikap Alaric yang berubah rubah ***** hari telah berganti dengan cepat dan cepat pula bagi Alaric tersadar.ia mendapatkan telpon bahwa pagi ini ia harus ke Dubai untuk pertemuan para mafia di dunia dan itu memakan waktu sekitar seminggu Ia beranjak dari tempat tidur wanita yang membuatnya tidur dengan ke adaan nyenyak untuk pertama kali tanpa harus melakukan pergumulan panas. Alaric memperhatikan wajah Tasya yang seperti bayi yang tak berdosa disinilah Alaric merasa bersalah karena telah menyakiti hati dan fisik Tasya. Setelah beberapa menit Alaric kini sudah rapi dengan setelan jas yang berwarna silver.tak selamanya mafia itu harus terikat dengan warna serba hitam,malahan tak akan ada yang menyangka jika Alaric jujur ia seorang mafia karena dari tampannya tak ada sedikitpun menunjukkan ia pria berbahaya. "Apakah semua keperluanku sudah di siapkan"Alaric bertanya Rio yang pagi ini bersamanya dalam perjalanan ini Alaric hanya membawa 5 orang yang akan menemaninya yang terdiri 2 sniper jitu,1 hacker dan,2 penjinak bom Rio salah satunya. "Desy nanti jika Tasya bangun hantarkan ia sarapan bilang kepadanya bahwa saya akan melakukan perjalanan bisnis selama 1 minggu,saya izinkan dia mengelilingi rumah ini asal jangan biarkan ia keluar"Alaric berpesan kepada desi dan para pembantu lainya. Alaric telah memasuki mobil Lexus hitam miliknya ia memperhatikan rumahnya dan berkata"nikmatilah waktumu tanpa ku semoga rasa bencimu berkurang" ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN