4 ANEH

1150 Kata
Tasya memilih turun dan berjalan mendekati tubuh Alaric yang masih membelakanginya, melihat dari kejauhan saja, Tasya dapat melihat banyak darah yang mengalir dari tangan Alaric tanpa berpikir panjang Tasya berjalan menuju pantry. Tasya dapat melihat wajah Alaric dengan sangat jelas,Alaric menatapnya dengan tajam tapi Tasya tak memperdulikannya ia terus berjalan mengambil baskom dan handuk yang ia temukan di lemari,serta kotak p3k yang diberi tahu oleh Desy tadi. Tasya kembali berjalan mendekati Alaric . " biarkan aku mengobat tanganmu,tak perduli apa yang akan kau lakukan padaku setelah ini" Tasya mengambil tangan Alaric tapi Alaric menarik kembali tangannya." aku tak perlu bantuan dirimu biarkan aku saja nanti mengobatinya."Alaric berkata dengan tegas Tapi itu tak berlaku dengan Tasya ia dikenal dengan wanita yang keras kepala,dan tak mengenal rasa takut ia mengambil tangan Alaric ,tanpa berbicara Tasya menyambut serpihan kaca yang masih menancap di tangan Alaric dengan perlahan. Tasya sempat sekilas melihat wajah Alaric yang terlihat biasa saja,tak ada rasa sakit dari ekspresi wajah Alaric Tasya sempat bertanya dalam hatinya manusia sejenis apa Alaric yang tak memiliki merasakan sakit.ia mengelap darah Alaric dengan handuk yang sudah di basahkan dengan air,dengan perlahan Tasya meneteskan obat merah serta membantu memperbankan tangan Alaric ,saat perban hampir selesai Alaric menarik tangannya dan berlalu meninggalkannya. Alaric memasuki lift dia menatap tangannya yang baru saja di obati.Alaric tak pernah melihat seorang wanita yang berani menetang perintahnya,yang dengan keberanian menatapnya dan menyentuh dirinya. ****** Keesokan paginya para pelayan di rumah Alaric sedang bingung dengan apa yang terjadi dengan tuanya pagi ini.ia sudah bertarung di ruang berlatih dan membuat dua Anak buahnya babak belur,mereka tak bisa di bilang mengalami luka ringan saat tangan mereka patah, luka yang tak terhitung di berbagai tempat untuk saja mereka masih di beri hidup tapi bisa saja mereka dibunuh saat itu juga.saat ini pasti mereka sedang mendapatkan perawatan intensif. Jika seperti ini pelayan menduga bahwa Alaric sedang marah besar. Tak hanya itu ia bahkan mengkritik kesalahan kecil yang jarang sekali Alaric pedulikan mereka ketahui apa sebab tuanya marah. "Daisy!!"Alaric yang saat ini berdiri di depan kolam renang "Ada apa tuan"Desy membukukan tubuhnya ia tak berani melihat wajah Alaric ia teringat mungkin Alaric marah karena kejadian semalam "Kalian berkerja selama ini tidak becus,apa aku menggaji kalian apa hanya untuk bersantai!!!" " Maaf tuan apa ada yang perlu saya perbaiki?"Desy bingung dengan apa yang di ucapkan tuanya ini pekerjaan apa yang membuatnya mengeluarkan Ultimatum. "Kau lihat daun yang jatuh kedalam kolam renang ini"ia menunjuk tiga daun yang jatuh di kolam renang daun itu berasal dari pohon yang ada di tepi kolam. "saya melihatnya tuan segera akan memanggil Ana untuk membersihkan ya"Desy menunduk dan langsung ingin memanggil bawahannya. "Tidak aku tak ingin Ana membersihkannya"Alaric membentak Desy "Saya akan mengerjakannya sendiri kalau begitu"Desy langsung bergerak tapi berhenti saat ia mendengar suara Alaric kembali bersuara. "Aku ingin pelayan baru membersihkannya,kuras air dan bersihkan dinding kolam renang ini,suruh dia saja yang membersihkan jangan sampai ada yang membantunya, jika aku menemukan ada yang membantunya maka tamat lah riwayat kalian semua.'' Alaric menyeringai dan langsung mengubah ekspresinya kembali datar ***** Tasya mengelap dinding kolam renang ia tak mengeluh sama sekali,karena buat apa ia menghabiskan waktu untuk marah akan hal yang tak penting.hampir seharian dia membersikan kolam yang yang awalnya kosong kini telah terisi oleh air. Tasya melangkahkan tubuhnya untuk kembali memasuki rumah sedari tadi ia menahan rasa pusing yang sangat menyakitkan,tapi Tasya harus tetap membersihkan agar ia tak lagi mendapatkan kemarahan Alaric . Tanpa Tasya sadar sedari tadi Alaric memperhatikan ya dari atas balkon,bahkan matanya tak melirik hal lain selain Tasya Brukk...brukk Tubuh Tasya tumbang membuat Alaric panik bahkan ia terburu buru menuruni tangga. Saat sampai di kolam renang ia melihat pelayan pelayan pada berkumpul untuk menyadarkan Tasya.Dengan sigap Alaric meraih tubuh Tasya dan ia angkat memasuki rumah " Telpon dokter!" ia menerka salah satu pelayan Dengan wajah yang panik ia melihat wajah Tasya yang sangat pucat bahkan tangan Tasya mengeluarkan keringat dingin " Bagaimana keadaanya?" tanya Alaric saat dokter sudah selesai memeriksanya " Ia baik saja hanya saja ia mengalami dehidrasi sehingga tubuhnya melemah"Dokter pun berpamitan karena Ada sebuah pasien yang akan melakukan operasi hari ini Sedangkan Tasya masih belom sadarkan diri. Alaric dengan setia menunggunya bahkan ia sendiri juga yang menebus langsung obat yang akan di minum oleh Tasya. Alaric bingung dengan apa yang terjadi dengan dirinya,ia yang sebelumnya tak punya hati kini merasa aneh dengan yang terjadi Emm..emm Pergerakan kecil Tasya di atas tempat tidur Alaric membuat Alaric yang baru saja mengisap wine meletakan gelasnya dan matanya yang setajam elang memperhatikan wanita yang acak acakan dengan kemeja putih miliknya " Dimana aku?"ia memutar kepalanya saat Tasya rasa tak asing dengan kamar yang ia tiduri "di kamar ku"Alaric menjawab. membuat Tasya yang awalnya kebingungan, terkejut melihat Alaric yang duduk dengan pakaian santai disisinya. Tasya baru ingat bahwa ia tadi sempat mengalami pusing dan setelah itu ia tak ingat apa lagi yang terjadi,Tasya segera bangun dari tempat tidur karena ia merasa bahwa dirinya tak pantas berada disini.apalagi ia seorang pelayan. Alaric melangkahkan kakinya mendekati Tasya,membuat Tasya ketakutan dan mundur terus menerus dan hingga akhirnya ia tak bisa lagi mundur karena ada sebuah tembok dibelakangnya. "Kau tak pernah becus dalam mengerjakan apapun,aku rasa kau tak pantas menjadi pembantu!"Alaric memegang dagu Tasya membuat Tasya memandang Alaric ,Tasya hanya diam bahkan ia tak melakukan perlawanan sedikitpun. " Dan tugasmu sekarang menjadi pelayan nafsuku karena aku rasa kau tak begitu jelek untuk setara dengan para pelacur."ia tersenyum dengan sengit saat melihat Tasya yang membesarkan matanya dan terlihat sangat terkejut dengan apa yang ia dengar saat ini. " Untuk saat ini kau harus sembuh dulu karena aku tidak sudi tidur dengan wanita yang sekarat."sambil melepaskan pegangannya pada dagu Tasya. " aku menolak menjadi pelacurmu."Tasya berteriak dengan lantangnya menolak Alaric , membuat Alaric murka merasa bahwa ia sama sekali tak pernah ditolak wanita manapun.bahkan wanita itu sendiri yang menawarkan diri untuk menghangatkan ranjang Alaric " Kau berani menolaku!!."Alaric memeluk tubuh Tasya,membuat Tasya merasa tak nyaman dan berusaha melepaskannya. tapi, bagaimanapun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Alaric dan Alaric berhasil membuat tubuhnya kaku. Alaric dengan tanpa izin Tasya langsung mencium bibir Tasya dengan intens.Tasya berusaha melepaskannya,tapi Alaric dengan licik menekan tengkuknya dan menggigit bibirnya membuat Tasya harus terpaksa membuka mulutnya.dengan senang Alaric mengekspos bibir Tasya walaupun ciumannya belum dibalas. Tasya akui bahwa Alaric hebat dalam urusan ciuman tak bisa dipungkiri berapa wanita yang mencium bibirnya dan ia yang sekarang juga menjadi korbannya kebejatan Alaric . Ciuman Alaric pun terlepas mereka menghirup banyak udara seperti mereka akan mati bila tak menghirup oksigen saat ini. " Ciumanmu masih dibawah standart.bahkan aku bisa menebak ini adalah ciuman pertamamu,tak apa lama lama kau akan ahli karena aku akan mengajari cara berciuman dengan benar mulai besok, bersiaplah!." Alaric dengan wajah tanpa dosanya meninggalkan Tasya masih dengan keadaaan mematung bahkan ia rasa bahwa apa yang terjadi hanya mimpi " kau Alaric iblis berwajah malaikat,aku membencimu!!" Tasya marah dan langsung keluar dari kamar yang menurutnya terkutuk itu ...........
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN