"Setelah masa idahku habis, setelah anak ini lahir, maukah Mas menikahiku lagi?" Mata Farhan melebar mendengarnya. "A-apa yang kamu katakan, Ken?" "Aku sudah memikirkannya. Aku akan menjalankan amanat Mas Indra. Semasa hidupnya, dia selalu baik padaku dan anak-anak. Aku juga sudah mencintainya saat dia pergi. Jadi, aku ingin melakukannya demi dia." Ekspresi Niken saat mengucapkan kalimat-kalimat itu memang biasa saja, tetapi berhasil melukai hati Farhan. Namun, Farhan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. "Apa kamu sungguh-sungguh? Apa kamu tidak akan menyesal nantinya?" Niken menggeleng. "Aku rasa tidak. Demi anak-anak. Tapi ... apakah kamu akan menerima kahadiran anakku ini?" Tangan Niken mengelus perut yang tertutup baju. "Ya ... tentu. Tentu saja. Aku akan sangat menerima ke