24. CEMAS

1271 Kata

Farhan bangun dari tidurnya saat mendengar azan subuh. Ia beranjak dari sofa, lalu berjalan ke arah kamar mandi. Meskipun tidak ada yang terjadi semalam, sudah terbiasa baginya untuk mandi sebelum salat subuh. Selesai mandi, pria itu berjalan ke arah Niken. Duduk di tepi ranjang, membungkukkan badan, lalu diraihnya kening, pipi, kemudian bibir sang istri dengan bibirnya. Hanya itu yang bisa ia lakukan karena dalam keadaan sadar, Farhan belum berani melakukannya. Canggung, rendah diri, dan perasaan tidak enak masih saja mendominasi. Diperhatikannya wajah polos di depannya yang masih memejamkan mata. "Sayang ... kamu cantik. Sayangnya aku buta, tidak bisa melihat semua itu. Izinkan aku menebus kebutaanku, izinkan aku menebus kesalahan-kesalahanku. Izinkan aku membuktikan aku telah beruba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN