Cherry berlarian menuju ruang rawat Enzi, dia menggunakan pesawat pribadi sampai menuju bandara dari Singapore, setelah itu dia naik helikopter yang turun di landasan rumah sakit Kasih. Pakaiannya tampak berantakan, kentara sekali dia yang terburu-buru, mungkin sudah hampir tidur ketika mendengar yang terjadi dengan Enzi. Lututnya mendadak lemas, dia pun terjatuh melihat Enzi yang terbaring dan sudah sadarkan diri, dia lega sekaligus sedih, Delia memeluknya dan membantunya berdiri. “This is my fault,” isak Cherry. “Cherry kenapa?” tanya Delia, Enzi hanya menatap Cherry dengan pandangan tak mengerti. Darren memberi kode kepada Ravin untuk keluar dari ruangan itu. Ravin pun menyetujuinya. Mereka memilih duduk berdua di depan ruang rawat Enzi. “Cherry,” panggil Enzi dengan suara berat