(Satu minggu sebelum pernikahan Enzi-Cherry) Ravin melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dia memang lembur karena menjelang akhir bulan. Tak sengaja berpapasan di lobby dengan asisten Enzi yang membawakan beberapa kopi yang dibelinya di luar. “Pak Ravin,” sapa asisten itu sambil menunduk hormat. Semakin lama semakin banyak yang tahu bahwa Ravin dan Enzi adalah keluarga, desas desus itu menjadi rahasia umum perusahaan meski tak dinampakkan secara langsung. “Lho, Pak Enzi memang masih di kantor?” tanya Ravin. “Masih, pak. Katanya mau nyelesain pekerjaannya sebelum cuti panjang tiga hari lagi,” ucap asisten itu. Ravin mengangguk mengerti, Enzi memang tidak suka menunda pekerjaan. “Ya sudah semangat ya, saya pulang duluan,” ucap Ravin seraya tersenyum ke