Setelah Darren agak tenang dan tidak terlihat ketakutan lagi, Enzi mengajaknya duduk di depan ruang rawat anak itu. Dia bahkan meminta sekretarisnya mengambilkan teh hangat untuk Darren. Darren masih terdiam, lalu meminum teh hangat yang dibawakan sekretaris Enzi. “Sebenarnya kamu kenapa?” tanya Enzi, dia sudah menyelesaikan urusannya di rumah sakit ini, namun tak mendapati Darren di depan ruang kerjanya, karena itu dia bertanya kepada staff keamanan yang mengatakan bahwa Darren menuju ruang rawat anak. Melihat Darren yang seperti kesakitan memegangi kepalanya membuat Enzi khawatir, dia bahkan berjalan cepat menghampiri Darren yang berakhir dengan Darren memeluknya erat. “Tadi ... tiba-tiba kepala saya pusing dan saya seolah bisa melihat kejadian yang lalu. Entah itu hanya bayangan