Ravin mengemudikan mobilnya dengan cepat, matanya berkabut. Dia mencengkram erat stir kemudi. Dia tak tahu harus kemana? Jika dia ke rumah, dia takut orang tuanya akan curiga karena dia tak bisa menutupi wajahnya yang marah. Ibunya selalu saja tahu suasana hatinya. Hingga sebuah panggilan masuk dari Enzi, Ravin pun menerimanya. Dia mencari putaran balik, dia akan menemui Enzi malam ini dari pada dia pulang ke rumah dan membuat orang tuanya sedih. Karin membiarkan air hujan membasahi tubuhnya, bukan karena dia tak sanggup berdiri akibat lututnya yang berdarah, namun dia tak berdaya mengangkat wajahnya lagi di hadapan Ravin nanti. Dia tak mau kehilangan Ravin, namun dia tahu hati Ravin sangat hancur sekarang karena ucapan sang ibu. Dia benar-benar tak tahu Ravin mendengar perkataan ibunya