Amira membaringkan tubuhnya di ranjang setelah acara makan malam itu selesai dan akhirnya dia pulang ke rumahnya. Sepanjang acara itu, Max tak pernah menyapa atau memberikan senyuman tipis padanya karena selalu bersama dengan Silvia yang terus memaksa Max bertingkah dengannya layaknya sepasang kekasih. Suap-suapanlah, memberi perhatian dan aktivitas yang tidak berfaedah lainnya. Tapi bukan itu yang menjadi buah pikiran Amira melainkan perkataan Ayah Alvin yang membuatnya terkejut. Kapan mereka dekat? Kapan Max melamar Silvia? dan yang paling penting adalah Kenapa Max tak memberitahukan padanya lebih dulu? Gyut Amira memegang dadanya yang terasa sakit. 'Kenapa hatiku sesak sekali memikirkan pertunangan mereka berdua?' tanya batin Amira. Tak terasa air mata Amira mulai menetes turun. 'B