Happy Reading. “Sebagai permintaan maafku, ayo kita pergi ke mal,” ujar Rafka lembut, seraya membelai rambut surai Maureen yang halus dan lembut. Rafka bahkan menghirupnya dalam-dalam, menikmati aroma harum yang menyegarkan, seperti parfum bunga lili yang baru mekar di pagi hari. Aroma itu menenangkan hatinya yang sedikit gelisah karena kesalahannya. Sontak Maureen mendongak, menatap Rafka dengan sisa-sisa air mata yang masih membasahi pipinya. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan debar jantungnya yang masih berdetak kencang. Mungkin udara segar di luar rumah, dan lebih lagi, kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Rafka, pujaan hatinya, akan sedikit meringankan beban hatinya. “Ayo!” ajak Rafka, seraya bangkit dari tempat duduknya dan menarik Maureen dengan lembut aga