Happy Reading “Sesuatu apa?” tanya Maureen, kebingungan. Ia bahkan berhenti menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Revan menghela napas panjang, menatap putrinya dengan seksama. Wajahnya tampak serius, berbeda dari biasanya. “Papa diajak keluar kota oleh klien. Perjalanan bisnis mendadak, sayangnya ….” Ia berhenti sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Tapi, Papa merasa tidak tenang meninggalkanmu sendirian di rumah." Hatinya benar-benar resah. Kejadian beberapa waktu lalu masih membekas jelas dalam benaknya; bayangan peristiwa itu seakan-akan menghantuinya setiap saat. Kepergiannya kali ini terasa berbeda, dipenuhi oleh kekhawatiran yang amat sangat. Bukan sekadar perjalanan bisnis biasa, tetapi sebuah pertaruhan antara kewajibannya sebagai seorang ayah dan kewajibann