Happy Reading. “Kok malah aku yang disalahin? Semua pengobatan yang ku lakukan udah bener-bener sesuai prosedur, lho,” kata Maureen, suaranya terdengar sedikit lelah. Ia merasa kesal, apalagi melihat Nita yang begitu terpukul. “Gak mungkin! Kalau benar-benar sesuai prosedur, penyakitku nggak bakal makin parah begini!” seru Nita, suaranya bergetar menahan isak. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya. “Jangan-jangan Dokter punya masalah pribadi sama aku, ya? Makanya, pengobatannya dan malah memberikan obat abal-abal.” Maureen menghela napas panjang, kepalanya terasa berdenyut-denyut. Ia punya bukti yang cukup untuk membela dirinya, tapi melihat kondisi Nita yang begitu emosional, Maureen memutuskan untuk mengalah dulu. Biarkan saja Nita melampiaskan emosinya, pikirnya. “Cukup