Ini yang Arsel takutkan, kediaman Khansa selama perjalanan mereka pulang dari rumah Rayhan. Istrinya itu masih saja menoleh ke samping kiri. Entah apa yang tengah ia pikirkan. Jujur, Arsel tak menyukai ini. Ia tak akan biarkan siapapun mengganggu istrinya, sekalipun lewat kata-kata. Arsel yakin mantan mertua Khansa itu puas sekali menyinggung perasaan Khansa. Itu sebabnya ia awalnya tak setuju mereka menengok bayi Rayhan. Gak penting juga! Hingga Arsel memberhentikan mobilnya tepat saat lampu merah berwarna merah. Tidak, ia tidak tahan lagi menikmati keheningan seperti ini. "Kamu baik-baik saja?" tanya Arsel yang lantas membuat Khansa menoleh. Saat itulah, jemari Arsel membelai pipi istrinya dengan lembut. Khansa tersenyum. Ia meraih telapak tangan Arsel dan menciumnya mesra. "Gak