Alan fokus dengan kemudi setirnya, ia sama sekali tidak berniat untuk membuka pembicaraan kepada Jenar. Ia sudah menjadi laki-laki bodoh, melihat kedua insan itu bertemu. Jenar melirik Alan, suasana di mobil terasa hening, padahal sebelumnya ia begitu bersemangat dan tertawa bersama Alan. "Tadi Darka, saya pernah dekat dengan laki-laki itu ketika SMA dulu, dia masa lalu saya" ucap Jenar seketika. "Kamu masih mencintainya" ucap Alan, ia menghentikan mobilnya, karena lampu merah menyala. "Tidak, dia hanya masa lalu saya". Alan tersenyum getir, terlihat jelas Jenar menatap laki-laki muda itu dengan tatapan memuja dan Jenar terlihat begitu gugup, berhadapan dengan pemuda itu. "Bagaimana saya bisa percaya, kalian terlihat saling menginginkan Jenar". "Alan, dia hanya masa lalu saya, dan