Amel melirik ponsel, melihat jam di sudut layar. Perutnya sudah berbunyi tapi waktu tak juga menunjukkan waktu makan siang. “Gue laper banget. Melipir boleh nggak sih?,” tanya Amel bermonolog. Ia kesal, tak menyangka jika menjadi wakil direktur akan membuat dirinya sangat sibuk. Tahu begitu, Amel rekomendasi balik jadi sekertaris suaminya saja. “Gue jadi sekertaris masih bisa gosip kanan-kiri, jajan ke kantin terus sok-sok melipir kalau Hang yang kerja. Nah ini?!” Definisi manusia tidak pernah puas mungkin memang benar tersemat dalam diri Amel. Jabatan tinggi yang baru saja ia sandang belum genap dua puluh empat jam itu nyatanya terasa sangat mencekik batang leher Amel. Amel ingin turun pangkat saja. “Huhuhu.. Mati nih