Marini menikmati minuman karbonasi berlambangkan bintang merah dibotol kacanya. Ia tidak ingin gagal lagi. Jika Hang tak bisa ia miliki, lelaki itu harus mati. Tak ada yang boleh bersanding dengan Hang. "Kamu bodoh apa gimana, hah?! Suruh pasang bom dimobil lakinya! Kalau dia mati, kita juga nggak bakalan kaya!" Cyar!! Kesal dengan omelan mantan suaminya, Marini membanting botol ke lantai. Dari semua aspek, bukan uang yang Marini incar. Cinta Hang! Bukan materi! "Diem! Siapapun nggak boleh milikin Mas Hang. Termasuk wanita itu! Mending mereka mati!" murka Marini. Mantan suami Marini mendengus. Menyesal sudah ia membantu Marini. Bisnisnya hancur. Bos besar telah membuang dirinya hanya karena obsesi Marini. Jika begini, nyawanya sendiri bisa menjadi taruhan. Dia tentu tak ingin mati k