“Jangan berpikir kalau saya Panji karena baik sama kamu.” Dafa berujar dingin dan begitu pelan saat menyampirkan jasnya di tubuh perempuan yang tengah terbatuk ini. Tak sampai di situ, dia juga mengambilkan inhaler di dalam tas Jani yang tak kunjung bisa dibuka kepada perempuan itu agar segera menemukan nafasnya kembali. Dafa membantu Jani menggunakanny dengan tatapan yang masih saja datar, tak menunjukkan kekhawatiran sama sekali meski Jani tak kunjung membaik meski sudah beberapa kali menghirup obatnya. Dan thanks, God. Pada akhirnya, Jani bisa bernafas meski masih agak sesak sesaat kemudian dengan intruksi Dafa yang sangat membantunya. Merasa Jani mampu menggunakan inhalernya sendiri, Dafa langsung memberikan inhaler itu yang langsung digenggam erat Jani di pangkuannya. Sesekali masi