“Bukan apa-apa. Ayok berangkat!” Alula menyeret tangan Fauzi sebelum bertanya banyak hal lagi. Bisa-bisa ia di-bully dua sahabatnya itu kalau tahu ada sedikit kedekatan dengan Lutfan. “Bu, aku berangkat.” Alula mendekati Jannah, mencium tangan wanita itu takzim. Diikuti dua temannya. “Ya, hati-hati di jalan.” Dari panti, tiga anak Adam itu sampai juga di kampus. Di jalan, entah sudah berapa banyak gombalan yang dikeluarkan Fauzi untuk Alula sampai Wanita itu kenyang. Gombalan itu sebagai lauk nasi geprek yang dimakan Alula di mobil. Sampai mual-mual Alula dibuatnya. “Aku nanti mau ke perpustakaan langsung, ya. Nggak apa-apa, La, aku nggak ngantar kamu ke ruang dosen?” tanya Aprilia setelah mereka turun dari mobil Fauzi. Ketiganya belum beranjak. “Nggak apa-apa lagi. Nanti cuma nemuin