44. Kuhalalkan

1244 Kata

Pagi hari, Alula sudah siap dengan tunik berwarna sage, celana leging hitam, dan pasmina warna hitam pula. Seperti biasa, agar tidak terlihat pucat, ia sedikit membubuhkan mekap tipis pada wajah. Sempurna. Ia sudah terlihat sangat cantik. Bisa dibilang, Alula itu paripurna dari segi fisik dan kecerdasan. Hanya saja, berbanding terbalik dengan nasib dan asal-usulnya. Ponsel Alula berdenting. Ada pesan dari Aprilia yang memberi tahu sudah ada di depan panti. Alula pun lekas mencangklong tas dan bergegas keluar. Gedung panti sepi karena anak-anak sudah berangkat sekolah semua. “Beb, kangeen!” Aprilia berlari menyambut Alula yang baru keluar. Keduanya berpelukan erat. “Ah, beberapa waktu nggak ketemu rasanya kayak udah tahunan,” keluh Aprilia. Alula tertawa. “Lebay!” “Lihat isper makin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN