Malam selepas resepsi, Yongki mengunci diri di kamar tamu. Ia membawa semua kunci cadangan bersamanya agar tidak ada yang bisa mengganggu. Pria itu juga tidak peduli dengan Aruni. Bukannya langsung berbaring selepas salat Isya, Yongki justru berjalan menuju jendela. Matanya menyisir beberapa orang yang membersihkan sisa resepsi. Di samping jendela itu, berkali-kali ia menghubungi Alula, tetapi tidak diangkat. Pria itu mendengkus kesal karena nomornya sepertinya malah diblokir. “Saya Lutfan, calon suami Alula.” Ucapan seorang pria asing, bermasker, tadi siang terus mengusik Yongki. Pria itu tidak suka ada pria lain yang dekat dengan Alula. “Apa iya Alula bisa semudah itu mencari penggantiku? Apa benar pria itu calon suami Alula yang baru?” Yongki mengepalkan kuat tangannya. Yongki egoi