“Bu Nur!” Wajah Alula berseri-seri saat melihat wanita yang masih cantik meski usianya tidak lagi muda tersebut ada di ruang tamu kediaman Jannah. Nur pun yang awalnya duduk, bangkit. Alula menghampiri Nur, lalu mencium tangan wanita itu takzim. Nur membingkai wajah Alula dengan kedua telapak tangan. Diciumnya pipi Alula kanan-kiri bergantian. Hal itu malah membuat hati Alula gerimis, ia terpaku beberapa saat sebab terharu sampai terbengong-bengong. Terharu karena dua wanita asing yang ada di sekelilingnya ini, memberikan banyak kasih sayang yang tidak didapat dari ibunya. Dua wanita itu Nur dan Jannah. “Kamu apa kabar? Sudah sehat? Tapi kelihatannya tambah kurusan,” tanya Nur. Tangannya belum beralih dari pipi Alula. Air mata Alula justru lolos dari pelupuk. “Loh, kok, malah nangis?