Beberapa saat kemudian, Faqih muncul membawa ponsel Yongki yang sudah terisi dayanya dan bisa dinyalakan. “Hubungi keluargamu, Ki. Tugas kami mengantarmu ke sini sudah selesai,” ujar Faqih. Yongki menggeleng. “Aku ingin dijaga Alula saja, Mas." “Jangan egois. Pikirkan juga Alula. Nanti dia yang bakal dimarahi atau disalahkan keluargamu kalau mereka tahu Alula yang membawamu kesini. Apalagi kalau sampai Alula menungguimu. Bisa habis Alula.” Alula mengambil ponsel dari tangan Faqih. Ponsel Yongki dikunci sandi. Wanita itu menekan angka dengan tanggal mereka bertunangan, sesuai yang dulu Yongki katakan kalau sandi ponselnya adalah hari bersejarah itu. Terbuka. Itu berarti, Yongki belum mengubah sandinya. Dari dulu, memang tidak ada rahasia di antara mereka. Alula dan Yongki menjalani hub