Lutfan memijat pelipis. Ia heran masih ada wanita model Alula yang suka ngeyel dan curiga padahal mereka dalam naungan kampus yang sama. Ia bercanda menyuruh Alula mendorong sendiri, tetapi ditanggapi serius oleh gadis itu. “Biar saya saja sini! Kalau kamu takut sepeda motormu saya bawa kabur, kamu bisa laporkan saya ke rektor kalau sampai saya melakukan itu.” Karena memang suasana yang terik dan Alula yang sudah sangat lelah badan dan pikiran, membuat wanita itu memberikan sepeda motornya. “Itu saya naiki Vespa-nya?” tanya Alula. “Gendong. Iyalah, kalau kamu dorong juga, percuma saya bantu kamu.” Tanpa membuang waktu, Lutfan mendorong sepeda motor Alula. Alula pun terpaksa menaiki kendaraan antik tersebut. Ia berjalan lambat di belakang Lutfan. “Kamu duluan saja.” “Tapi nggak enak