“Apa!” pekik Alula seraya menatap pria di sampingnya. "Ekspresinya biasa saja kali. Kenapa terkejut?" Lutfan memicing. "Kok, bisa?" “Mana saya tahu.” “Kan saya nggak pernah diajar Bapak. Tunggu, jangan-jangan Alula lain. Bukan Alula saya.” Lutfan manggut-manggut. “Mungkin. Memang ada banyak nama Alula lain di kampus seangkatanmu?” Alula menggeleng. “Entahlah. Saya juga kurang tahu.” “Coba kamu cek sendiri. Mungkin pengumumannya sudah ada. Soalnya saya dapat kabar juga sudah beberapa hari yang lalu." Alula lekas membuka ponsel dan mencari grup kelas yang chat-nya ribuan dan banyak sekali yang menandai namanya. Wanita itu menyisir pelan tanpa mau membaca pesan yang dirasa tidak penting. Tiba di sebuah file berbentuk P*F, ia pun mengunduhnya. “Alula Hasna,” gumam Alula membaca nama