Alula baru saja turun dari ojek online di tempat resepsi saudara tiri dan mantannya. Ia bingung harus bagaimana menghadapi situasi di dalam nanti. Wanita itu duduk sebentar di sebuah pagar, lalu membuka masker. Ia kembali mengatur napas sambil memegangi d**a. “Ayo, pasti bisa. Pasti kuat.” “Cukup cari Mas Adi, minta ponsel, lalu pulang. Hanya itu. Jangan menemui pengantinnya, jangan memancing keributan. Kalau mereka cari masalah, lekas pergi. Bisa, Alula, bisa!” Alula terus menyemangati diri sendiri seraya menjinakkan debaran dalam dadanya yang berpacu cepat. Ia pun kembali menaikkan masker. Dengan masker yang masih menempel sempurna menyamarkan wajah, ia masuk dengan kaki gemetar. Tidak bisa dipungkiri, Alula tremor. Badannya panas dingin dan bergetar. Ia mencengkeram tali tas untuk m