Sepanjang perjalanan bersama Dimas, Lisa diam saja. Rasanya masih sangat menyakitkan jika mengingat Adrian begitu perhatiannya pada wanita lain sampai mengantarnya ke dokter setiap minggu. Lisa ingin menangis tapi tidak enak pada Dimas. “Kenapa sih Adrian dari dulu sampai sekarang nggak pinter-pinter? Heran banget aku.” Dimas bersuara. Berusaha memecahkan keheningan yang terasa menyakitkan itu. Dimas mengerti bahwa perasaan Lisa pasti sedang sangat terluka mengingat tangisannya tadi. “Biarin aja Dim, aku udah capek banget ngebilangin. Sekarang terserah dia mau gimana.” Balas Lisa lemah. Dimas mendesah, entah kenapa dia yang jadi sangat marah dan bertekad untuk membalas Adrian dengan lebih kejam. “Kamu tenang aja, kalau dia di bilangin nggak bisa nanti kita bilangin dia dengan cara yang