Bab 1
"Jason, aku tak lagi bisa hidup bersama denganmu. Aku mau kita pisah." Seorang wanita melemparkan surat cerai kepada seorang pria yang bersih bersih sambil memegang sapu.
Pria itu adalah Jason Smith, tuan muda keluarga Smith, keluarga terkemuka di Kota Raja.
Empat tahun lalu, Jason Smith memutuskan untuk pergi dari Kota Raja, memulai hidup baru di Kota Levanya. Dia menjalani hidup tanpa bantuan keluarganya, bahkan tanpa menggunakan identitasnya sebagai tuan muda Kota Raja.
Andai ada yang mengetahui siapa dia sebenarnya, bahkan bos besar di Kota Levanya seketika tunduk di hadapannya. Hal itu tidak terlepas dari kedigdayaan Kota Raja sebagai kota terbesar.
Kota Levanya dibandingkan dengan Kota Raja sangat jauh, bahkan mungkin pemilik toko pinggir jalan di Kota Raja sudah bisa menjadi orang kaya jika pindah dan tinggal di Kota Levanya.
Satu tahun di Kota Levanya, dia mengenal Renata Wijaya. Seorang nona muda keluarga tingkat dua di Kota Levanya.
Mereka bertemu saat Renata berhadapan dengan beberapa perampok. Bak super hero yang menyelamatkan wanita cantik, Jason mengalahkan sepuluh perampok dengan tangan kosong.
Dari sana keduanya saling mengenal, dan hubungan mereka semakin dekat. Satu tahun kemudian mereka menikah atas dasar suka, meski keluarga Renata menentang pernikahan mereka.
Hal itu dilatar belakangi ketidaktahuan mereka atas identitas Jason yang sebenarnya. Mereka hanya mengenal Jason sebagai seorang penjaga keamanan di salah satu perusahaan kecil.
Awalnya Renata tidak mempermasalahkan perihal pekerjaan dan juga latar belakang. Namun waktu terus berlalu dan pemikiran orang mulai berubah.
Dua tahun, hanya dalam dua tahun Renata yang tidak menuntut apapun berubah menjadi seorang yang selalu menekan Jason dengan permintaan aneh.
Mengurus rumah tangga, Jason melakukan dengan sukarela, ketika Renata menyuruh mencuci dia langsung kerjakan. Semua dia turuti, berharap itu bisa menenangkan istrinya.
Namun siapa sangka sekarang istrinya melemparkan surat cerai kepadanya.
Ketika Jason bertanya mengapa Renata ingin bercerai, dia berkata 'mungkin dulu aku berpikir membangun rumah tangga berdasarkan rasa suka dapat hidup dengan baik. Tapi sekarang aku sadar, tanpa kekayaan hanya ada kesusahan.'
Pernyataan itu seolah batu besar yang menghantam kepalanya. Dua tahun Jason bersabar, bahkan sudah satu tahun keduanya berpisah kamar.
Jason melakukan apapun yang Renata katakan berharap wanita itu luluh. Namun siapa sangka jika upayanya tidak berarti sama sekali, hari ini surat cerai melayang kepadanya.
Jason melepas celemek, membuangnya ke lantai. "Tak aku sangka, jika kamu adalah wanita yang seperti itu."
Renata menaikkan sebelah alis, wanita cantik dengan tubuh ramping itu menatap sinis Jason. "Aku menyesal karena telah membuat keputusan untuk menikah denganmu, seharusnya aku menghiraukan ucapan ibu serta nenek yang terus menentang pernikahan ini."
"Sudah cukup dua tahun aku menahan, karena kamu tidak bisa memberikan sebuah hidup yang layak. Mari kita akhiri semua ini." Renata mengambil pen dari saku kemeja, kemudian melemparkannya ke atas map coklat berisikan surat cerai.
"..."
Tidak ada kata yang dapat dikeluarkan oleh Jason, pandangannya masih tertuju kepada Renata yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.
"Cepatlah, aku harus pergi bekerja. Tidak sepertimu yang bisa datang sesuka hati sebagai seorang penjaga keamanan." Renata berkata dengan nada sarkas, membuat Jason tertawa getir.
"Baik akan aku tandatangani, tapi aku adalah pihak pertama. Aku yang akan menceraikanmu." Jason mencoret nama Renata yang tertulis pada kolom pihak pertama, mengganti dengan namanya.
"Kamu bisa tinggal di rumahku selama beberapa hari, setidaknya sebelum kamu menemukan tempat tinggal yang layak." Renata berbalik, masuki kamar hendak mengambil tas kantornya.
Jason mendengus, dia berdiri dan berjalan menuju pintu. "Aku tidak membutuhkannya, dan juga aku harap kamu tidak menyesalinya."
...
"Renata, apakah kamu sudah menceraikan suami tidak bergunamu itu?" Seorang wanita paruh baya berkata dengan wajah semangat.
"Bukankah itu yang ibu serta nenek inginkan? Aku akan berangkat ke kantor ibu, mungkin aku akan diturunkan dari posisi manager jika paman pertama mengetahui aku terlambat." Renata mengambil tasnya, melenggang pergi dengan kemeja putihnya.
"Kamu membuat keputusan yang tepat, nanti malam tuan muda keluarga Wiguna mengundangmu, bagaimana jika kamu menerimanya." Laras Wijaya -- ibu Renata itu mengikuti langkah putrinya dari belakang.
Sedang Renata seketika berhenti ketika mendengar perkataan Laras. "Ibu, bahkan aku belum resmi bercerai dengan Jason. Menerima ajakan seorang pria pada saat seperti ini aku rasa itu tidak baik."
Renata memutar kembali tubuhnya, berjalan sambil membuka pintu.
Laras tidak patah semangat, dengan gigih dia mengikuti Renata keluar. "Keluarga Wiguna merupakan keluarga tingkat pertama, kekayaan bersih nya saja sudah mencapai angka triliunan. Bagaimana bisa kamu melepas kesempatan yang bagus seperti itu."
"Ibu, aku akan bekerja. Jika ada sesuatu, kamu bisa mengatakan nanti setelah aku kembali." Renata membuka pintu mobil yang sudah terparkir di depan rumah, dia naik di kursi penumpang.
"Antar aku ke perusahaan Wijaya." Renata mengotak atik tasnya, tidak menyadari hanya dia sendiri di dalam mobil.
"Jason, kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku, apakah kamu -- " Ketika melihat ke depan, dia tidak menemukan seorang yang biasanya menjadi supirnya.
Renata menepuk keningnya pelan, dia sampai lupa bahwa Jason telah pergi dari rumahnya.
Renata turun dan berpindah ke kursi kemudi, melajukan mobil Land Rover-nya ke tempat kerja.
Di sisi lain, Jason yang telah meninggalkan rumah Renata pergi ke bar 'Silver Stone', itu adalah bar yang sering dia kunjungi bersama dengan temannya.
Sebenarnya Jason bukanlah seorang penjaga keamanan, dia merupakan pendiri perusahaan JR Group, perusahaan dengan nilai pasar tertinggi di Kota Levanya.
Renata serta keluarganya mengenalnya sebagai seorang penjaga keamanan karena kerap mendapati Jason berada di bagian pos penjaga di sebuah perusahaan kecil, tapi sebenarnya Jason hanya bermain di sana, bertemu dengan temannya yang bekerja sebagai penjaga keamanan.
"Jason, kenapa kau pagi pagi begini sudah berada di bar. Itu seolah bukan dirimu, kawan." Pria kekar dengan tinggi dua meter duduk di samping Jason.
"Oh, Jack. Tak apa, hanya beberapa masalah yang tidak penting." Jason meneguk gelas di tangannya.
Jack tertawa geli. "Masalah tidak penting? Kamu bahkan meneguk vodka, ini adalah yang kedua setelah kejadian lima tahun lalu di Kota Raja."
Jason menatap tajam Jack, membuat pria kekar itu menampilkan wajah pucat.
"Kau nikmatilah masa masa menyedihkanmu itu, aku akan ke perusahaan dan menunaikan kewajiban sebagai seorang penjaga keamanan." Jack dengan cepat pergi, dia tidak akan berada di samping Jason terlalu lama, karena itu akan berbahaya bagi masa depannya.
Jason yang marah benar benar menakutkan bagi Jack, pria kekar itu bahkan tidak berani menatap mata Jason ketika Jason marah.
"Renata, padahal aku sudah berniat mengungkapkan Identitas ku yang sebenarnya. Tapi kau mengecewakanku, kamu sama seperti wanita di luar sana."