Sepuluh menit. Vernon menatap Savana. Berdiri tegap, berada pada sudut ranjang. Rasanya, wanita itu seperti kembali mengisi Villa-nya yang kosong. Meski dalam keadaan berbeda. Savana mabuk ecstasy. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Seorang wanita dengan perawakan tinggi. Hidung lancip. Mata hazel dan rambut panjang bergelombang. Terlihat beringsut, menepikan diri ke pinggir setelah melipat stetoskop dan merapikannya ke tempat semula. "Kau yakin Savana tidak apa-apa, 'kan?" tanya Vernon. Cemas. "Kau mengkhawatirkanku?" Savana menyambut. Berbaring menyamping dengan salah satu tangan di gigit. "Hmm. Kekasihmu?" tanya wanita berparas cantik itu. Melepas balutan jas berwarna putih, lalu membuka name tag bertuliskan Miranda di sana. "Aku tidak tahu sebutan yang tepat. Tapi, anak di ka