Chapter 22 : A gift from the Villains

1798 Kata

"Vernon!" Savana mendelik. Sigap menegap. Netra hijaunya bergeser. Menyebar luas. Mencari sosok yang dijaganya semalam suntuk. Kamar itu, kosong. Vernon tidak di dalamnya. Hilang. "Vernon!" Savana berteriak. Meluaskan pencarian. Ia bergerak bangun. Berlari menuju bathroom. Sama. Sepi. Tidak ada siapa pun. Damn! Ia ketiduran. Begitu pulas tanpa sadar akan pria itu. Kapan dia pergi? Savana berpikir. "Ver...." Senyap. Savana bungkam. Begitu pintu kamar terbuka. Refleks, Savana menoleh, bersama kedua mata yang membulat. Lebar. Sedikit tercengang. Menatap jelas, sosok pria yang tengah dicarinya, kini berdiri sedikit menunduk dengan pandangan sayu. Memeluk pria paruh baya dengan tato di lengannya. Maxent Morgan. "Kau tidur sangat lelap. Jadi, aku meminta bantuan Dad-mu untuk keluar!" Sejuk. P

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN