Menjemput Restu

1718 Kata

Aku sedang mengumpulkan kekuatan untuk menelpon om Aris siang ini. Walau tekad membaja bukan berarti tidak ada rasa ciut juga untuk meminta waktunya nanti sore. Tapi harusnya om Aris tidak keberatan dengan permintaanku, aku kan mau bicara serius mengenai anaknya. Bingung kata pembuka yang harus diucapkan nanti menjadi persoalanku saat ini, semoga saja aku tidak gugup nanti ... namanya juga menghadap calon mertua, hebat kalo sampai tidak grogi. 'Tok ...tok' Ketukan pintu ruanganku menyadarkan aku dari lamunan. "Masuk" Ternyata Reni dan Lukman yang datang bersamaan. "Pak, ini laporan dari marketing saya tarok sini ya." "Makasih Ren." "Ya pak. Nanti meeting tetap jam empat ya pak." "Oke, makasih." "Saya permisi pak," sahut Reni lalu meninggalkan ruangan. "Kenapa Man?" tanyaku pada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN