"Ma, kenapa Om Nico nggak pernah datang lagi, ya?" tanya Lila pada Alya sang mama. Alya tersenyum sambil mengusap rambut putrinya. "Om Nico sedang sibuk bekerja, sayang. Nanti ya, kalau Om Nico tidak sibuk, Mama akan telepon Om Nico. Akan Mama suruh kesini." Entah karena ikatan batin atau apa, Nico tiba-tiba membuka pintu kamar Lila. Wajah gadis itu yang semula pucat kini langsung memancarkan senyum cerah saat melihat Nico datang dengan membawa beberapa makanan. “Om Nico!” Lila berseru dengan gembira, matanya berbinar-binar. Nico, yang sebenarnya tidak terbiasa dengan anak-anak, tertegun sejenak. Dia lalu melangkah mendekat, duduk di tepi ranjang. “Apa kabar, Lila?” tanyanya pelan, mencoba terdengar ramah meski suaranya agak kaku. “Lila baik. Makasih udah datang, Om. Aku seneng bang