"Ini s**u untukmu, Sayang." Seina memandangi segelas s**u hamil yang baru saja Noah taruh di meja kecil di samping tempat tidurnya. Ini sudah malam ketiga berturut-turut Noah memastikan dirinya minum s**u itu sebelum tidur. Di satu sisi, perhatian Noah yang tiba-tiba berubah total membuatnya bahagia. Di sisi lain, sikap overprotektif ini mulai membuatnya merasa terkurung. "Minum, Seina," ucap Noah dengan nada datar, tetapi tatapan matanya tak terbantahkan. "Aku tidak akan keluar dari kamar ini sebelum kamu menghabiskan semuanya." Seina menghela napas panjang. "Hubby, aku baru saja makan. Perutku rasanya penuh," keluhnya sambil memalingkan wajah. Noah duduk di kursi di depan ranjang, melipat tangan di d**a, menatapnya tajam. "Aku tidak peduli. Anak kita butuh nutrisi. Jadi habiskan. Seka