*** Dengan nafas terengah-engah, wanita tersebut berdiri di samping mobil dengan ponsel menempel di telinga kanan. Wajahnya dipenuhi ketegangan seiring dengan tangannya yang menggenggam erat ponsel. "Bagaimana? Apakah kalian berhasil menangkap pria itu?" tanyanya kepada anggota kelompoknya yang sedang mengejar Gio. "Maafkan kami, nona. Kami gagal," jawab seorang pria di ujung telepon dengan rasa menyesal. Amarah seketika memuncak di wajah wanita tersebut. "Apa yang kau katakan?!" serunya dengan suara meninggi, matanya melotot tajam, dan tangannya yang terbebas terkepal kuat. "Kalian hanya mengejar satu orang, dan kalian gagal?! Sungguh tidak masuk akal! Bodoh kalian!" Suaranya terengah-engah, emosi memenuhi setiap serat jiwanya, membuat deru nafasnya semakin memburu. "Maafkan kami, non