Mendengar luapan penuh emosi perempuan itu, seorang pria yang sedang bersamanya menghampiri dan berdiri tepat di belakangnya. Tangan kekar pria itu melingkar di pinggang si perempuan dari belakang, perlahan merayap naik dan menangkup dua bukit yang menjulang di sana. “Kamu sangat menggairahkan, Sayang.” Bisik pria itu sambil menggoda dengan menghembuskan napas di belakang leher si perempuan. “Hentikan!” Perempuan itu berbalik tiba-tiba, menatap pria itu dengan mata menyala. “Kamu belum memberi manfaat apa-apa tetapi sudah meminta terlalu banyak. Sudah cukup aku melanyanimu dua kali tadi. Sekarang tunjukkan seberapa bermanfaatnya dirimu. Kalau kamu bisa melakukan apa yang aku inginkan, aku akan memberimu lebih banyak waktu untuk menikmati tubuhku.” Kata perempuan itu marah. “Oke. Aku aka