Setelah selesai pertemuan dengan Faza dan Shanti, Asya langsung mendekat ke arah pacuan dan mengeluarkan kudanya, Laksamana dari dalam kandang. Ia memperhatikan kalau Jani sedang menunggangi Pitaloka. Kekasihnya itu sudah semakin jago saja karena memang rutin berlatih. Bahkan, sudah berani membawa kudanya dengan kecepatan tinggi, hal yang kadang membuatnya khawatir. "Anjani!" Asya bergerak mendekat sambil tersenyum. Jani menarik tali kekang kudannya dan berhenti, "Ada apa?" "Kamu sengaja?" Asya tergelak. "Kamu tidak membersihkannya." "Iya, aku sengaja. My bad!" Jani tergelak. Keduanya lalu menggerakkan kuda secara perlahan menyusuri pacuan. "Bukuku sudah selesai, prediksi bulan depan sudah beredar di toko buku. Beberapa minggu kedepan, aku mungkin akan mengikuti beberapa

