Di perjalanan, Daru merenung dan berpikir. Hana memang menceritakan soal tanah tersebut, tapi aku tak menyangka kalau pada akhirnya akan saling terkait. Ini memang tak terduga. Semuanya serba tak diduga. Mobil pun tiba di kediaman Keluarga Rasyid. Daru turun lebih dulu menghampiri ayah mertuanya yang ada di teras belakang sedang melukis bersama ibu mertuanya. "Ayah, ibu," Daru menyalami dan mengecup pipi mereka. "Maaf mengganggu waktunya," Daru memperhatikan lukisan yang sedang dibuat oleh Keenan dan Jingga. "Tidak ganggu, ayah dan ibu sedang santai. Cuma lihat lukisan ayah kacau begini," Keenan tertawa. Daru membandingkan lukisan ibu mertuanya yang memang jauh lebih bagus dibanding ayah mertuanya itu. Ia pun tertawa, "Not so bad.." Jingga ikut tertawa, "Keenan, kalau a

