“Azel tadi nyariin lo,” kata Aric. Pandangannya fokus menatap jalanan yang tidak begitu ramai oleh kendaraan. Setelah pergi meninggalkan Aric di taman, aku langsung menuju gerbang kampus berniat memesan ojek online untuk pergi ke rumah Pinka. Namun, sebelum sempat membuka aplikasi untuk memesan ojek, tiba-tiba mobil Aric sudah berhenti di sebelahku. Aric memberiku sinyal untuk masuk ke dalam mobilnya dan berkata akan mengantarkanku ke rumah Pinka. Akhirnya, di sinilah aku berada, di dalam mobil Aric. Sungguh, aku tidak mengerti dengan sikap Aric yang selalu berubah-ubah seperti ini. Mula-mula dia bersikap cuek, menyebalkan, lalu dengan sikap masa-bodo-gue-nggak-peduli-peduli-amat, dia malah membantuku. Bikin orang bingung tahu nggak. “Tadi ketemu,” jawabku meliriknya.