45. Pertemuan Tak Terduga

1907 Kata

Di suatu sore, sambil memandang indah langit yang berwarna jingga, Vanya merapatkan jaketnya karena udara dingin yang menerpa. Berlibur di dataran tinggi dengan udara seperti sejuk seperti ini membuat hati dan jiwanya merasa damai. Kesendirian tidak membuatnya merasa kesepian, hidup tanpa tujuan adalah pilihannya. Saat ini Vanya hanya menanggung hidupnya sendiri, tak ada lagi kesulitan keuangan, tidak ada beban. Orangtua meski ia masih memiliki Ayah, masih tetap antara ada dan tiada. Meskipun perasaan kecewa tetap ada, melihatnya sehat dan bahagia bersama keluarganya ia senang. Seiring berjalannya waktu, ia bisa memaafkan kesalahan yang sudah beliau lakukan dulu. Mencoba melupakan dan memaafkan masa-masa sulit yang sudah di lewatinya. Walaupun Vanya tidak pernah mengungkapkannya pada san

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN