Zahra menghabiskan makanannya dalam diam, di hatinya ada dua perasaan berbeda. Di satu sisi merasa tidak enak pada Vanya, dan di sisi lain ia puas karena Khavi tidak terlihat masih menginginkan wanita itu lagi. Membuat dirinya kian yakin jika masa depannya bersama Khavi memang ada. Melupakan apa yang pernah terjadi memang tidak mudah, tapi mengikhlaskannya serasa lebih baik. Zahra tersenyum menatap wajah tampan suaminya yang tengah menikmati makanan dengan tenang. Wajah tampan yang menjadi idaman banyak wanita di pesantren dulu. Khavi yang terlihat dingin dan tidak banyak tebar pesona seolah memberi saya tarik tersendiri. Walaupun pada akhirnya Zahra tahu mengapa Khavi tidak tertarik pada wanita lain karena ternyata ada hubungan gelap dengan Vanya di kantor. Semua yang terjadi memang t

