Setelah pertemuannya dengan Khavi serasa menguras energi di hatinya, Vanya memutuskan meminta libur dan pulang ke rumah dimana adik-adiknya tinggal. Ia butuh menghirup udara segar. Vanya ingin mencari ketenangan hati sementara waktu. Vanya menginjakkan kaki di sebuah rumah yang ada di kampung halaman tempat Ibunya di lahirkan. Mereka tinggal di sana selama berpuluh tahun lamanya, tanpa orangtua. Kakek-Nenek pun Vanya sudah tidak punya. Hanya seorang wanita paruh baya, kakak pertama dari ibunya yang sudi menerima kehadirannya yang menjadi beban. Saudara yang lain memilih untuk lepas tangan dan menutup mata. Sikap Ibunya yang lebih memelilih laki-laki yang di cintainya dan meninggalkan keluarga tentu saja sulit untuk di terima. Bahkan ketika sesekali mereka berkunjung, dirinya sebagai anak

