"Ya sudah, jangan menangis lagi. Aku tidak suka melihat kamu menangis terus seperti ini. Melihat kamu yang menangis seperti ini, aku merasa menjadi suami yang gagal karena selalu membuat kamu menangis," ucap Jarek seraya menatap lembut sang istri. "Enggak! Mas bukan suami gagal. Aku saja yang terlalu takut dan cengeng," ucap Vio dengan suara lirihnya kemudian ia menundukkan kepalanya. "Kalau begitu, suudah, ya, jangan menangis lagi, lebih baik kita sekarang ke bawah dan bertemu dengan keluarga aku. Biar kita tahu, bagaimana reaksi keluarga aku ke kamu,” ucap Jarek dengan nada suara lembutnya seraya mengangkat dagu sang istri. Vio diam seraya menatap sang suami, tidak lama ia pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika dirinya setuju. Jarek tersenyum dan ibu jarinya terangkat untuk me

